KOLAK#5: Dunia semakin maju dan berkembang dengan ilmu dan teknologi. Begitu pesatnya teknologi saat ini. Namun, dari pesatnya teknologi yang berkembang umat Islam juga tidak ketinggalan untuk semakin menyesuaikan dengan perkembangan zaman tanpa meninggalkan syariat yang sudah ada sebelumnya, tanpa menginkari apa yang sudah disyariatkan. ;) Selamat Hari Jum'at Kliwon, 8 November 2013 :) Kolak berikut berisi tentang Islam dan Teknologi. Monggo...
Oleh : Paimun A. Karim
Bidang Informasi dan Komunikasi JIC
Bidang Informasi dan Komunikasi JIC
Ilmu dan teknologi adalah instrument yang penting untuk membangun orang-orang yang beradab. Dengan ilmu yang dimiliki, Allah akan mengangkat derajat seorang muslim. Ilmu dan tingkat kecerdasan manusia juga akan sangat menentukan tingkat ekonomi seseorang.
Ilmu dan iman adalah ibarat saudara kembar, tidak bisa dipisahkan sehingga dimanapun dilakukan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka iman harus senantiasa mengikuti. Terlebih lagi agama diturunkan tidak hanya untuk urusan akherat belaka, tetapi juga untuk mengatur urusan manusia di dunia guna meraih akherat.
Hal ini dibuktikan dengan banyak terjadi perubahan besar berupa
pencapaian luar biasa di bidang sains dan teknologi sejak kedatangan
Islam. Islam telah mendorong geliat tradisi keilmuan di kalangan kaum
muslim. Mereka menyerap ilmu pengetahuan dari beragam sumber. Islam
telah mendorong kaum muslim untuk memperdalam urusan dunianya dengan
nash yang jelas sebagaimana hadits Rasulullah SAW tentang “antum a’lamu
bi umuriddunya kum” (kamu lebih mengetahui urusan duniamu). Dalam hadits
lain, Rasulullah SAW juga sangat mendorong penguasaan ilmu pengetahuan
sampai ke negeri China, bahkan tawanan perang Badar diberi kebebasan
jika mampu mengajarkan membaca kepada sepuluh orang kaum muslimin.
Dampaknya adalah kemajuan dan kebangkitan penyebaran Islam telah
mendorong pula kemajuan dalam bidang sains dan teknologi bagi umat
manusia.
Kerinduan pada suasana kejayaan dan kebangkitan sains dan teknologi
di era kejayaan peradaban Islam tersebut telah memberikan dorongan
kepada Jakarta Islamic Centre untuk mengkreasikan seminar peradaban
Islam dengan tema “Aktualisasi nilai-nilai Keimanan dalam Islam di Dunia
Sains dan Teknologi. Seminar yang menghadirkan Dr. Ing Ilham Akbar
Habibie, Presidium ICMI Pusat dan Prof. Dr. Ing. Fahmi Amhar selaku
penulis dan trainer Technoscience Spiritual Quotient (TSQ). Seminar yang
dilaksanakan di Hotel Grand Cempaka pada hari Kamis tanggal 30 Desember
2010 ini menjadi penutup tahun sekaligus penutup rangkaian kegiatan
Gema Hijrah 6 – 1432 H yang digagas Jakarta Islamic Centre sebagai
persembahan merefleksikan spirit hijrah menyongsong kebangkitan
peradaban Islam.
Melalui seminar ini diharapkan dapat memberikan sumbang saran atau
gagasan tentang bagaimana mengembalikan kebangkitan peradaban Islam
khususnya di bidang sains dan teknologi. Karena saat ini dunia Islam
seakan-akan kering dengan kemajuan di bidang sains dan teknologi,
terlebih di negara dengan jumlah kaum muslim terbesar di dunia,
Indonesia.
Ilham Akbar Habibie, selaku pembicara pertama telah menyoroti bahwa
Islam sesungguhnya mampu dan punya peluang untuk menguasai kembali sains
dan teknologi. Menurutnya, Islam telah memberikan kebebasan kepada
manusaia untuk berpikir luas mengkreasikan beragam ide dan gagasan yang
berkenanaan dengan kehidupan manusia di dunia. Hanya tentu saja
kebebasan dalam batas-batas koridor Islam.
Pembicara kedua, Fahmi Amhar menyebutnya bahwa penguasaan sains tanpa
Islam akan melahirkan penjajahan terhadap peradaban lain, tetapi Islam
tanpa sains akan cenderung senantiasa dijajah oleh peradaban lain. Namun
integrasi sains teknologi dan Islam akan membawa rahmat bagi semesta
alam.
Kedua narasumber juga sepakat bahwa kebangkitan peradaban Islam,
khususnya di bidang sains dan teknologi adalah sebuah keniscayaan.
Indonesia pun memiliki peluang untuk maju, karena potensi sumber daya
alam dan sumber daya manusia yang memadai. Menurut para ahli, saat ini
Indonesia diduga memiliki sekitar 1,3 juta anak-anak dengan kualitas
yang luar biasa (CIBI=cerdas istimewa berbakat istimewa). Jika potensi
tersebut dimaksimalkan tentu akan menjadi modal awal yang penting untuk
menjadikan Indonesia sebagai adidaya baru dengan mengembangkan kemajuan
sains dan teknologi.
Pendidikan menjadi kunci utama untuk mendorong kebangkitan penguasaan
sains dan teknologi. Namun sangat disayangkan saat ini minat berlajar
kaum muslimin pada bidang sains atau ilmu eksakta agak menurun sehingga
berdampak pada ketertinggalan kaum muslimin dibandingkan dengan
peradaban barat.
Hanya saja untuk menuju kebangkitan tersebut, Fahmi Amhar menyatakan bahwa paling tidak ada tiga hal yang harus dilakukan yaitu, perlu dibangun sikap mental kaum muslimin sendiri yang memang menginginkan kebangkitan tersebut. Selanjutnya harus ada yang mengajak masyarakat agar memiliki energi panas yang sama untuk bangkit. Terakhir, perlu adanya upaya mengontak pihak-pihak pengambil kebijakan sehingga memperkuat arus kebangkitan tersebut.
Semoga JIC dapat terlibat dan berperan aktif dalam upaya mengembalikan kebangkitan peradaban Islam melalui sains dan teknologi yang dilandasi oleh nilai-nilai keimanan/aqidah Islam.
Sumber : http://perpustakaan.islamic-center.or.id