Social Icons

Gusdur: Wafat di akhir tahun 2009

Segenap Jajaran Pengurus
Keluarga Pelajar Mahasiswa Darah Brebes
(KPMDB) Wilayah Yogyakarta

ikut berbelasungkawa
atas wafatnya

KH Abdurrahman Wahid (Gusdur)

Semoga Amal Ibadahnya diterima disisi Allah swt
Amin

Tahun Baru Islam

Selamat Tahun Baru Islam
1 Muharam 1430 H

kami mengundang kawan-kawan untuk menghadiri acara TahunBaru Islam
pada tanggal 17 Desember 2009
waktu pukul 19.00 WIB
tempat sekretariat KPMDB Jogja
acara Doa Bersama

hiburan Api Unggun + jagung bakar

terimakasih

#Pengurus KPMDB Jogja

Brebesku Menangis

Rupa-rupanya Brebes tak ada yang bisa dibanggakan, kecuali sejarah
Wajar saja Bumiayu minta merdeka
Bandarkawung jadi daerah tak terjamak, mungkin hanya dilewati
Larangan hanya dijadikan jalan alternatif kendaraan
Kersana dan Banjaratma jadi musium kenangan

Ada dimana Tumenggung Puspanegara?
Kemana perginya Putra Bupati dari desa Kamal yang pada saat itu tidak mau meninggalkan desanya?
Brebesku menangis

Kawasan-kawasan yang dulu dijadikan sebagai daerah perlawanan penjajah
Kini hanya jadi kenangan yang mudah dilupakan
Simbol kebesaran akan arti sebuah perjuangan semangat 45 hanya dipandang sebagai taman rekreasi
Bosan memandang, lalu hancurkan
Brebesku menagis

Tugu Monumen Perjuangan 1945 berdiri megah dan indah di alun-alun Brebes sebelah timur hanya dijadikan pemotretan belaka, tanpa menengok kebelakang mengahayati bahasa sukma para pahlawan yang telah gugur jadi Kusumanegara
Brebesku Menangis

Kini Tugu Monumen Perjuangan 1945 telah rata dengan tanah
Mereka tidak bisa bicara, mereka hanya bisa menangis melihat kecongkakan para pemimpin
Menangis melihat generasi penerus hanya berebut jabatan, pangkat, titel dan embel-embel kekuasaan
Sekali lagi Brebesku menangis

Munharis: mahasiswa yang sibuk dengan ketidakjelasan

Wajah baru KPMDB Jogja


Siapa yang tidak kenal dengan KPMDB, apalagi KPMDB Jogja – sebutan akrab KPMDB Wilayah Yogyakarta – sudah tentu tidak asing lagi ditelinga warga brebes terutama dikalangan pelajar dan mahasiswa, baik di brebes maupun di Jogja. Keluarga Pelajar Mahasiswa Daerah Brebes adalah singkatan dari KPMDB. Sayang sekali disini tidak membahas tentang sejarah berdirinya KPMDB namun lebih memandang sosok KPMDB Jogja yang tiap periode semakin memunculkan problematika yang komplek. Dalam perjalanannya KPMDB Jogja telah mengalami pasang-surut.



Dewasa ini KPMDB Jogja telah mengalami perubahan dan hadir dengan metamorfosa yang terus berlanjut. KPMDB Jogja juga berharap merangkaknya kader-kader yang tiap tahun semakin menambah ini tidak mengurangi semangat perubahan. Tampil dengan background kesadaran berorganisasi saat ini, KPMDB Jogja sudah memiliki sekretariat.


Walaupun hanya sekedar ngontrak dengan swadaya penghuninya (warga KPMDB Jogja) dan sumbangan dari warganya itu bisa terwujud suatu kesadaran akan pentingnya kebersamaan yang terbungkus oleh sekretariat. Tidak bisa dielakkan lagi bahwa pusat kegiatan sebuah organisasi berada di sekretariat.



Membicarakan tentang KPMDB Jogja itu tidak lepas dari sikap kekeluargaan anggotanya. Terbukti KPMDB Jogja bisa merangkul berbagai kampus besar yang ada di Yogyakarta beserta orang-orang brebes yang bermukim di Jogja. Munculnya isu-isu tentang perselisihan antar kampus, kecamatan, suku yang terjadi di tahun-tahun dulu sudah bisa diredamkan dengan semangat satu jalan, satu kesamaan hanya untuk satu nama “KPMDB Jogja”.

Semangat warga KPMDB Jogja sekarang memang sangat diakui dengan usahanya selalu menampilkan kagiatan-kegiatan yang lebih bermakna dan kreatif terbukti pada tanggal 30 April 2009 telah menyelenggarakan Bedah Buku “Jangan Sadarin Cewek” dengan menghadirkan penulisnya “Chio”. Selain itu juga masalah olahraga sekarang KPMDB Jogja tidak ketinggalan mengikuti gaya olahraga masa kini: Futsal yang terjadwal dua kali bermain dalam satu bulan. Pada kegiatan lainnya tanggal 5 Agustus 2009 di Aula Dewan Pendidikan Kab.Brebes, KPMDB Jogja bekerjasama dengan Dewan Pendidikan Kab.Brebes dan dengan dukungan berbagai Lembaga/Instansi terkait serta para alumni Jogja telah menyelenggarakan kegiatan Lomba Karya Ilmiah Remaja dan Pidato Bahasa Inggris Tingkat SMA se-Kabupaten Brebes. Di bulan Ramadhan meyelenggarakan Buka Puasa Bersama, tanggal 6 September 2009 di secretariat KPMDB Jogja dengan dihadiri 80 anggota, menyajikan musikalisasi puisi dan pemutaran film dokumenter MUSWIL 2009. Acara syawalan Halal bi Halal terselenggara 24 September 2009 di Dusun Temekerep desa Larangan – Brebes. Tidak ketinggalan juga kegiatan pengikat semangat tali persaudaraan pada tanggal 21-22 November 2009 telah sukses menyelenggarakan kegiatan MAKRAB (Malam Kekraban) 2009 Jilid 2 di Wisata Kaliurang Sleman Yogyakarta, dengan jumlah peserta 60 anggota ditambah beberapa tamu undangan dan warga daerah tetangga seperti Kab. Purworejo, Kab. Sleman, Kab. Kuningan dan Kota Palembang, semua melebur didalam keakraban Wong Brebes KPMDB Jogja.



Memang KPMDB Jogja belum bisa dikatakan organisasi yang cerdas, kritis dan dinamis. Namun dengan melihat perkembangan seperti dijelaskan diatas merupakan bentuk kesungguhan dalam upaya membangkitkan semangat temen-temen Brebes untuk aktif dan mengaktifkan KPMDB Jogja.

Dengan ungkapan “Butuh Karya Bukan Kata”, KPMDB Jogja tampil dengan wajah baru. Sehingga dalam usianya yang hampir menginjak setengah abad ini berusaha untuk memberikan kontribusi terhadap daerahnya sendiri: Kabupaten Brebes. Dan semoga setelah melihat fakta bahwa KPMDB Jogja memang sungguh-sungguh dalam tujuannya, maka diharap ada tindak lanjut dari Pemda Brebes untuk memberikan kebijakan masalah keadaan KPMDB Jogja yang hingga sekarang membutuhkan asrama permanen.

Munharis: mahasiswa yang sibuk dengan ketidakjelasan

Positive Thinking With ABCDE

Hendra menjalin cinta dengan Asti sejak keluarga Asti pindah rumah ke samping rumah Hendra. Namun hubungan cinta mereka terhambat karena Asti harus menyelesaikan studinya di luar kota. Asti hanya pulang ke rumah saat liburan tiba. Namun hubungan mereka tetap berlanjut. Komunikasi mereka lakukan lewat telefon dan e-mail.


Pada saat liburan tiba, itulah saat yang sangat dinantikan oleh mereka berdua. Mereka dapat melepas rindu pada saat-saat yang sangat jarang dan sedikit itu. Asti pulang ke rumahnya. Dari dalam kamar Hendra terdengar suara mobil Asti. Namun harapan Hendra tidak tersampaikan dikarenakan Asti tidak mampir ke rumahnya. Sampai malam tiba Asti belum juga menelepon atau mengunjungi Hendra. Hal itu membuat Hendra merasa sedih, kecewa, gusar dan tidak nyaman. Pikirannya kacau dan mulai berfikir, mungkinkah Asti sudah mempunyai kekasih yang baru di kota?


Dalam cerita itu terdapat beberapa point penting. Kelalaian Asti menelepon Hendra bisa kita sebut sebagai Activating event (Sebab, disingkat A), dan sikap Hendra yang merasa sedih, kecewa, gusar dan tidak nyaman kita sebut sebagai Consequence (Akibat dari Activating event, disingkat C). Cerita itu mengabaikan satu hal penting yang secara abstrak berada di antara Activating event dan Consequence, yaitu Beliefs (Keyakinan, disingkat B). Keyakinan atau kesimpulan awal Hendra adalah pertanyaan batinnya, “apakah Asti sudah mempunyai kekasih yang lain di kota?”


Keyakinan awal Hendra yang belum terbukti kebenarannya membuat dirinya merasa gelisah dan tidak nyaman. Maka disinilah peran kita, yaitu Debate (mendebat), Dispute(membantah) dan Discard(membuang jauh-jauh). Ketiganya kita singkat menjadi D. Berusahalah mendebat dan membantah anggapan-anggapan awal (keyakinan) yang tidak logis dan belum tentu benar. Kemudian buang jauh-jauh anggapan-anggapan tersebut. Ubahlah perasaan-perasaan yang membuat hati tidak merasa nyaman menjadi persaan-perasaan yang lebih sejuk. Rasa marah yang ada di dalam diri Hendra bisa kita rubah menjadi perasaan yang lebih sejuk, yaitu perasaan merasa terganggu, rasa sedih hendra bisa kita alihkan menjadi perasaan prihatin.


Cobalah perhatikan akibat-akibat yang akan terjadi atas sikap-sikap kita dalam menghadapi masalah. Bahwa perasaan marah membuat tubuh menjadi tidak nyaman, mebuat jantung berdtak lebih cepat. Dan perasaan sedih membuat kita menjadi depresi, pesimis dan tidak bersemangat. Dan tentunya akibat-akibat itu membuat tubuh merasa tidak nyaman. Cobalah buat diri kita senyaman mungkin dengan membantah dan membuang anggapan-anggapan yang tidak logis.


Ubahlah perasaan kita dengan menggunakan nalar yang logis dan deduktif dan jangan sampai perasaan-perasaan menguasai kita. Berusahalah memunculkan anggapan-anggapan yang bersifat positif (berbaik sangka) atas suatu masalah.


Azim Izul Islami: Koord.Deptekominfo KPMDB Jogja

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga


Brebes hanya Penyedap Rasa

Penghargaan apa yang pantas diberikan untuk sebuah daerah yang terkenal dengan bawang merah dan telor asinnya itu? Pertanyaan ini yang selama ini terselip disela-sela makan siang para tukang becak, sopir angkot, pedagang kakilima dan semua orang yang tengah asik menyantap makan siangnya ditepi alun-alun brebes. Itu terjadi lima tahun terakhir. Tidak seperti biasanya pertanyaan para penikmat makan siang di alun-alun brebes itu kini berubah. Seakan-akan protes dengan menu yang biasanya enak untuk dinikmati berganti asam, tidak terasa. Seolah memakan menu yang tidak ada tawaran rasa. Pertanyaan yang terucap bukan sebuah tawaran melainkan suguhan untuk menghilang.

Menggauli udara pantura membuat badan ini terasa lelah dan aku pun hisap sebatang rokok kretek untuk menemani rasa kelelahanku, ini akan menggantikan sisi-sisa waktu menunggu.

Brebes belum bisa dikatakan daerah yang berpotensi untuk kesejateraan masyarakatnya, namun disatu sisi Brebes sendiri merupakan bagian terpenting dari sebuah masyarakat penikmat rasa kehidupan. Kita tengok disekilingnya. Kota Tegal maju akan Baharinya, Cirebon maju dengan industrinya dan Purwokerto kini jadi daerah yang strategis untuk pengembangan wilayah perekonomian dan pendidikan. Tanpa Brebes mungkin ketiga kota tersebut tidak akan bisa semaju yang kita lihat sekarang ini. Wilayah disekiling Brebes merupakan menu yang siap saji, namun tanpa aroma Brebes akan terasa asing dan aneh. Mungkin bisa dikatakan ada yang kurang dari menu yang siap saji itu.

Setelah sebatang rokok aku habiskan, lalu aku cicipi menu siang yang dari tadi sudah ada didepanku. Aku merasakan ada yang kurang. Ternyata menu tersebut belum ditaburi bawang goreng.

Bukan berarti tanpa Brebes kota-kota yang ada disekeliling Brebes tidak mampu untuk berkembang. Ini hanya sekedar menyajikan menu pemerintahan khas Brebes yang akhir-akhir ini semakin merosot prestasinya. Kita bisa melihat bagaimana daerah sekitar Brebes bisa maju dan kenapa Brebes sendiri tidak mengalami hal yang sama. Padahal Brebes merupakan daerah penyedap menu kota lain. Pertanyaan tersebut siap dijawab oleh para pedagang kakilima yang ada di alun-alun Brebes. Mungkin mereka yang sebenarnya akan memajukan Brebes, bukan orang-orang yang duduk santai sembari memesan menu kesukaannya.

Mas, buatin basonya satu . . . Oya es teh dua . . .
Ungkapan pemesanan menu yang kerap kita dengar di alun-alun Brebes dan aku sendiri minta dibuatkan kopi hitam sedikit gula.

Munharis: mahasiswa yang sibuk dengan ketidakjelasan

LPK e-FACLembaga Pendidikan dan ketrampilan English For Active Conversation

Semakin berkembangnya teknologi yang ada pada saat ini serta tuntutan kemampuan dan ketrampilan yang bagus, telah memberikan suatu harapan akan hketrampilan English For Active Conversation (e-FAC) dituntut untuk selalu berinovasi dan berpikir kreatif sehingga dapat mengikuti trend teknologi saat ini. LPK e-FAK merupakan suatu unit usaha yang bergerak dibidang pendidikan, antara lain konsentrasi bahasa yang meliputi English dan Arabic, serta konsentrasi computer yang meliputi computer dasar dan internet. Berbagai pengajaran ini diproyeksikan menjadi solusi cerdsa terhadap suatu masalah yang dihadapi perorangan, ataupun berbagai instansi.


Lembaga pendidikan yang bernama English For Active Conversation (e-FAC) yang beralamat di Sapen GK I/000 Demangan Kidul Yogyakarta merupakan lembaga pendidikan bimbingan belajar atau kursus. Lembaga ini didirikan pada tanggal 18 November 2006 oleh Sujarwo, ST, MT. bermula pada hobinya yang suka mengajari seseorang lalu berpikir untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan. Berkonsentrasi pada pelatihan dan kursus English saja, setelah itu berkembang dan membuka berbagai macam pelatihan. Makan dibuka berbagai pelatihan diantaranya computer dan internet. Sampai sekarang e-FAC mengalami perkembangan yang cukup pesat, terbukti lulusannya sudah mencapai 1000 orang lebih, yang hanya dalam kurun waktu hampir 3 tahun saja. E-FAC juga memiliki ijin pendirian atau gangguan (HO) bernomor 503-080-GK/07-DM/XI/2006 yang berlaku sampai dengan 20 November 2011.


Visi lembaga ini adalah menjadi lembaga pendidikan dan ketrampilan terkemuka di Indonesia dengan memberikan layanan terbaik bagi dunia pendidikan di Indonesia. Sedangkan Misi lembaga ini adalah mengembangkan lembaga pendidikan dan ketrampilan dengan berorientasi bagi kecerdasan bangsa; mengakomodasi sumber daya dan potensi ilmu terutama bagi generasi muda serta mendorong terbentuknya masyarakat yang adil dan sejahtera; menggunakan teknologi yang kompetitif bermanfaat bagi umat manusia dan bersahabat bagi lingkungan; membangun kemitraan yang saling menguntungkan dan saling mendukung secara berkelanjutan dengan didasarkan sesuai kaidah bisnis yang benar.


Kelebihan lembaga ini adalah didukung MULTIMEDIA program bahasa terbaik yang pernah ada. Teknik pengajaran yang praktis mengena, didukung oleh pengajar yang professional, materi berstandard internasional, peralatan yang memadai, dan free internet access.


Dalam melaksanakan usahanya, lembaga ini memberikan bimbingan dan pelatihan bahasa inggris dari nol hingga lancar dalam waktu yang singkat dengan biaya yang cukup terjangkau. Disamping itu memberikan pelatihan lain seperti Program Komputer, Elektronik Workshop, Bahasa Arab dan TOAFL, dan The Japan Times.


Sujarwo, ST., MT adalah pendiri sekaligus pimpinan LPK e-FAC

Kelahiran Desa Siandong Kec. Larangan Kab. Brebes

Lulusan S1 (IST AKPRIN 2004) dan S2 (UGM 2006)


 

KPMDB Jogja