Menjadi pekerja lepas alias freelancer
memang enak. Anda bebas dari rutinitas dan formalitas. Meski harus berpegang
pada target dan tenggat waktu yang ditentukan oleh pihak penyedia kerja, Anda tetap
punya kebebasan mengatur sistem dan strategi kerja. Namun, salah satu risiko
menjadi freelancer adalah penghasilan yang tidak menentu. Baik dari segi
jumlah atau ketidakteraturan saat penerimaan. Misalnya, ketika penghasilan
dalam sebulan Rp 2 juta, pengeluarannya juga Rp 2 juta. Ketika penghasilan
dalam sebulan Rp 2,5 juta, pengeluaran pasti akan ikut bertambah menjadi 2,5
juta. Yang bahaya adalah ketika penerimaannya turun menjadi Rp 1,5 juta,
biasanya pengeluaran sulit untuk diajak turun. Disinilah seninya bekerja
sebagai freelancer. Berikut ini Tips mengatur arus kas freelancer:
1. Buatlah Manjadi Rutin. Karena tidak mungkin menjadikan seleuruh pengeluaran
menjadi tidak rutin seperti pemasukkan, maka yang bisa Anda lakukan adalah
mengubah pemasukan menjadi pemasukkan yang rutin. Berarti Anda harus pindah
kerja dan mencari pekerjaan yang bisa memberikan gaji rutin. Maksudnya adalah
Anda menggaji diri Anda sendiri secara rutin dari usaha atau proyek yang Anda
jalankan. Caranya, anggap saja Anda memiliki sebuah usaha yang bergerak dalam
bidang pekerjaan Anda sekarang. Dan usaha ini mendapatkan penghasilan dengan
mengerjakan proyek yang bersifat insidentiL. Ketika sedang mengerjakan proyek
dan ada penerimaan yang masuk, jangan langsung dimasukkan ke kas pribadi.
Masukkan ke kas usaha tersebut yang terpisah dari kas pribadi.
2. Tentukan Besar Gaji. Untuk mencukupi pengeluaran, Anda bisa mengambil gaji yang
sifatnya tetap setiap bulan. Untuk menentukan besarnya gaji Anda, perkirakan
berapa penghasilan usaha Anda yang didapat dalam waktu kira-kira satu tahun.
Untuk menghitungnya bisa dengan melihat perolehan tahun lalu atau disesuaikan
dengan kondisi sekarang. Kalau sudah dapat angkanya, bagi dengan 12 bulan. Atau
Anda bisa membuat target. Misalnya dalam satu tahun ke depan Anda akan
mendapatkan minimal 4 proyek. Maka setiap pendapatan dialokasikan untuk
kebutuhan Anda selama 3 bulan (12 bulan / 4 = 3 bulan). Jadi pengalokasian
pendapatan inilah “gaji” Anda. Kalau uang gaji yang Anda perlukan bisa kurang
dari itu akan lebih baik lagi. Sisanya bisa disimpan sebagai kas usaha.
Pasalnya, “Usaha” Anda ini sifatnya tidak pasti dan butuh uang tunai untuk
berjaga-jaga seandainya terjadi kebutuhan mendadak atau mendesak.
3. Kelola Pendapatan. Pada dasarnya rumus pengelolaan keuangan itu adalah PENDAPATAN = KONSUMSI + TABUNGAN + INVESTASI. Nah, pendapatan yang Anda
peroleh sebaiknya dialokasikan untuk ketiga hal tersebut. Persentasi untuk
masing-masing pos besarnya 30%. Untuk sisa 10%, anggap saja sebagai simpanan
wajib, yang bisa Anda gunakan sewaktu-waktu jika ada kebutuhan mendadak,
seperti sakit, kendaraan rusak dsb. Dengan demikian tabungan Anda tidak
terganggu. Akan lebih memudahkan jika pendapatan yang diterima sudah dikurangi
pajak. Itu sebabnya, saat bernegosiasi dengan penyedia kerja, mintalah
pendapatan bersih. Untuk investasi, sebaiknya pilih beberapa jenis investasi
yang karakteristiknya berbeda, ingat pepatah “Put your eggs on deferent
basket!”
4. Buat Pembukuan. Pembukuan ini bersisi catatan akumulasi pendapatan dan
biaya-biaya yang harus Anda kelarkan dalam kurun waku 3 bulan, 4 bulan, atau
satu tahun. Selain itu, catat pula aset dan kewajiban yang harus Anda
selesaikan (cicilan utang). Lalu buat jadwal pembayaran utang. Sebainya Anda
membuat rencana keuangan secara periodik sejak awal tahun dan merevisi paling
tidak 6 bulan sekali. Ini untuk melihat komposisi investasi, pengeluaran rutin
dan yang perlu direncakan, kondisi tabungan, dan pencapaian target total
pendapatan.
5. Disiplin. Ingin sukses mengelola keuangan? Hanya ada satu kata:
Disiplin! Dengan bersikap disiplin, kemungkinan pendapatan Anda bisa lebih
besar dibanding jika bekerja penuh di sebuah perusahaan saja. Bahkan Anda bisa
mendapat beberapa manfaat misalnya menjadi terlatih mengelola usaha, meski
usaha itu dikerjakan sendiri. Anda bisa memprediksi penerimaan dan berusaha
mencari proyek dengan lebih giat untuk mencapai target penerimaan. Anda juga
bisa mengelola keuangn pribadi lebih baik lagi karena sudah memiliki
penghasilan yang bersifat rutin.
6. Alternatif Rencana. Ada dua alternatif dalam menata keuangan si freelencer,
yaitu meningkatkan pendapatan atau mengurangi pengeluaran. Jika Anda bisa
meningkatkan pendapatan, maka pengeluaran tidak perlu diutak atik. Cara
mengingkatkan penghasilan, misalnya dengan menaikkan honor, atau memperbanyak
proyek. Namun jika pendapatan tidak juga meningkat, mau tidak mau Anda mesti
membenahi pengeluaran Anda agar tidak tekor.
7. Stok Dana Cadangan. Agar tidak selalu kebobolan, buatlah pos dana
cadangan. Karena penghasilan freelancer tidak stabil, sebaiknya dana
cadangan yang dibentuk lebih besar dari pada pegawai tetap. Jika pegawai
berpenghasilan tetap diharapkan membentuk dana cadangan sebesar 2-3 kali
pengeluaran per bulan, maka freelancer sebaiknya menaikannya menjadi 6
kali pengeluaran rutin per bulan. Jika saat ini Anda sudah memiliki sejumlah
data tertentu sesuai kebutuhan dengan kebutuhan minimal cadangan, maka pisahkan
dana ini ke dalam sebuah rekening tersendiri. Namun jika sama sekali tidak memiliki
simpanan uang tunai, sebaiknya Anda segera menyisihkan minimal 10% penghasilan
secara rutin setiap bulannya.From: TipsAnda.com