Social Icons

Positive Thinking With ABCDE

Hendra menjalin cinta dengan Asti sejak keluarga Asti pindah rumah ke samping rumah Hendra. Namun hubungan cinta mereka terhambat karena Asti harus menyelesaikan studinya di luar kota. Asti hanya pulang ke rumah saat liburan tiba. Namun hubungan mereka tetap berlanjut. Komunikasi mereka lakukan lewat telefon dan e-mail.


Pada saat liburan tiba, itulah saat yang sangat dinantikan oleh mereka berdua. Mereka dapat melepas rindu pada saat-saat yang sangat jarang dan sedikit itu. Asti pulang ke rumahnya. Dari dalam kamar Hendra terdengar suara mobil Asti. Namun harapan Hendra tidak tersampaikan dikarenakan Asti tidak mampir ke rumahnya. Sampai malam tiba Asti belum juga menelepon atau mengunjungi Hendra. Hal itu membuat Hendra merasa sedih, kecewa, gusar dan tidak nyaman. Pikirannya kacau dan mulai berfikir, mungkinkah Asti sudah mempunyai kekasih yang baru di kota?


Dalam cerita itu terdapat beberapa point penting. Kelalaian Asti menelepon Hendra bisa kita sebut sebagai Activating event (Sebab, disingkat A), dan sikap Hendra yang merasa sedih, kecewa, gusar dan tidak nyaman kita sebut sebagai Consequence (Akibat dari Activating event, disingkat C). Cerita itu mengabaikan satu hal penting yang secara abstrak berada di antara Activating event dan Consequence, yaitu Beliefs (Keyakinan, disingkat B). Keyakinan atau kesimpulan awal Hendra adalah pertanyaan batinnya, “apakah Asti sudah mempunyai kekasih yang lain di kota?”


Keyakinan awal Hendra yang belum terbukti kebenarannya membuat dirinya merasa gelisah dan tidak nyaman. Maka disinilah peran kita, yaitu Debate (mendebat), Dispute(membantah) dan Discard(membuang jauh-jauh). Ketiganya kita singkat menjadi D. Berusahalah mendebat dan membantah anggapan-anggapan awal (keyakinan) yang tidak logis dan belum tentu benar. Kemudian buang jauh-jauh anggapan-anggapan tersebut. Ubahlah perasaan-perasaan yang membuat hati tidak merasa nyaman menjadi persaan-perasaan yang lebih sejuk. Rasa marah yang ada di dalam diri Hendra bisa kita rubah menjadi perasaan yang lebih sejuk, yaitu perasaan merasa terganggu, rasa sedih hendra bisa kita alihkan menjadi perasaan prihatin.


Cobalah perhatikan akibat-akibat yang akan terjadi atas sikap-sikap kita dalam menghadapi masalah. Bahwa perasaan marah membuat tubuh menjadi tidak nyaman, mebuat jantung berdtak lebih cepat. Dan perasaan sedih membuat kita menjadi depresi, pesimis dan tidak bersemangat. Dan tentunya akibat-akibat itu membuat tubuh merasa tidak nyaman. Cobalah buat diri kita senyaman mungkin dengan membantah dan membuang anggapan-anggapan yang tidak logis.


Ubahlah perasaan kita dengan menggunakan nalar yang logis dan deduktif dan jangan sampai perasaan-perasaan menguasai kita. Berusahalah memunculkan anggapan-anggapan yang bersifat positif (berbaik sangka) atas suatu masalah.


Azim Izul Islami: Koord.Deptekominfo KPMDB Jogja

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga


 

KPMDB Jogja