Social Icons

SENI BUDAYA SEBAGAI ALTERNATIVE PROMOSI KABUPATEN BREBES DALAM PARIWISATA


Disusun Oleh : Gilang Akbar N
Kabupaten Brebes yang merupakan  salah satu kabupaten terluas dijawa tengah dengan cakupan daerah 1.675,73 km2 dan jumlah penduduk 1.752.128 membuat Brebes sebenarnya memiliki beragam potensi, akan tetapi jika dilihat secara nyatanya Kabupeten Brebes masih tertinggal dari dua kabupaten  tetangganya yaitu Kab Cirebon dan Kota Tegal. Padahal jika kita melihat keduanya nyaris tidak ada perbedaan dari ketiga wilayah ini baik dari sisi geografis, kemasyarakatan dan budaya.  Menurut budayawan Cirebon Noerdin M.Noer jalur pantai utara ( pantura ) jawa barat bagian timur dan jawa tengah bagian barat sejak lama telah menunjukan identitas yang berbeda dengan induk budayanya yaitu Jawa maupun Sunda. Daerah seperti Indramayu, Cirebon, Tegal dan Brebes dianggap sebagai satu rumpun budaya yang bisa dilihat dari bahasa, seni maupun ekonominya.
Penegasan  tersebut bisa dilihat dari bahasa lokal mereka yaitu dengan tidak menggunakan  kosakata “ kaula ( kula )” dalam bahasa daerah pada mestinya sehari-hari. Akan tetapi Cirebon lebih banyak menggunakan “ Isun”  dan Brebes menggunakan “ Enyong “, sedangkan bahasa “Kula” didaerah tersebut hanya dipakai pergaulan  undak-unduk bahasa yang dipakai dalam kedudukan yang setingkat. Yang paling menyerupai lagi adalah bahasa “ Enyong “ di Brebes hapir mirip dengan Tegal yaitu “Inyong”. Bagi masyarakat jawa yang Feodal penyebutan jati diri masyarakat Indramayu, Cirebon, Brebes dan Tegal merupakan sebagai penyimpangan dan hanya berlaku pada masyarakat yang kurang tatakrama. Tetapi bagi masyarakat pantura ( Indramayu, Brebes,Tegal dan Cirebon ) bahasa tersebut dianggap sebagai identitas dan  jatidiri mereka atau sebagai “ tetenger” yang ada didaerah tersbut sekaligus sikap sesamaan dan kesederajatan.
Kesamaan yang dimiliki tersebut membuat empat kabupaten/kota di pesisir pantai pantura ini seharusnyan memiliki perkembangan yang sama diberbagai bidan tak terkecuali sektor pariwisata.  Akan tertapi hal itu tidak terjadi Brebes, kabupaten Indramayu, Cirebon dan Tegal bisa terbilang maju dalam  sektor  pariwisatanya. Cirebon sukses dalam pengelolaan objek wisata pantai Ade Irma, Tegal dengan Pantai purwahamba Indan dan pantai alam indah. Objek wisata tersebut sukses menjadi primadona wisatawan domestik. Belum lagi pagelaran-pagelaran seni dan budaya yang digelar lebih mampu menarik minat wisatawan. Sebut saja kirab kasultanan Cirebon.
Jika
kita mengkaji lebih tentang sektor pariwisata di Brebes masyarakat pasti lebih melihat pada tempat. Di Brebes sendiri beberapa objek wisata nyaris tak terawat atau  malah acap kali terlihat terbengkalai. Mari kita ingat sama-sama dari beberapa tempat objek wisata yang ada di Brebes.
1. Waduk Malahayu terletak di Desa Malahayu, Kecamatan Banjarharjo Fungsi waduk sebenarnya  sebagai sarana irigasi lahan  dan  saat ini dimanfaatkan untuk rekreasi.  Sayang saat ini kita tidak bisa lagi melihat  panorama alam pegunungan yang indah, dan dikelilingi hutan jati yang luas karna hampir  90% hutan yang ada telah  rata dengan tanah.  Belum lagi fasilitas yang  tersedia di kompleks wisata ini antara lain kolam renang anak, mainan anak, becak air, perahu pesiar, perahu dayung, panggung terbuka yang tak terawat sama sekali.
2. Pantai Randusanga.  Pantai ini disebut menjadi  primadona pariwisata Brebes, tapi jika kita liat dalam kenyataanya banyak sekali sampah yang berserakan diarea ini, belum lagi akses jalan yang kurang baik di tambah bau  yang menyengat dari kandang bebek yang ada disekitar jalan menuju pantai randusanga indah. Sebenarnya jika kita lihat pantai ini menawarkan panorarama pantai yang masih alami disertai fasilitas mainan anak, mandi laut, panggung gembira, arena balap motor (grass track), camping ground, kafe dan rumah makan khas ikan laut bakar serta kios-kios yang menjual oleh-oleh khas Brebes berupa telur asin dan bawang merah.  
3. Wisata Agro Kaligua Perkebunan teh Kaligua merupakan  kawasan wisata agro dataran tinggi yang sebenarnya potensial di kabupaten Brebes. Terletak di Desa Pandansari, Kecamatan Paguyangan, kita menikmati keindahan puncak gunung Slamet dari dekat, selain itu terdapat beberapa situs wisata menarik yang berada di seputaran Kaligua. Misalnya: Gua Jepang, Tuk Benih, Gua Angin, Makam Pendiri kebun Van De Jong. Belum lagi fasilitas yang ada terbilang lengkap semisal penginapan,  Gedung Pertemuan, Areal Camping ,Areal outbond, Gazebo, Lapangan Sepak Bola, Lapangan Tenis, Lapangan Volley, Tennis Meja & Billyard, Tea & Coffee corner (kafe), Hiburan Musik Orgen Tunggal, dan Jasa Layanan Teh & Catering.
Akan tetapi sayang  Wisata agro Kaligua dikelola oleh PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) Jawa Tengah dan merupakan diversifikasi usaha untuk meningkatkan optimalisasi aset perusahaan dengan daya dukung potensi alam yang indah. Itu berarti berbagai kebijakan tak seutuhnya dipegang oleh pemerintah kabupeten Brebes. Belum lagi akses transportasi yang sulit. Pengunjung harus menggunakan mobol pribadi untuk mencapai tempat tersebut.
Sepintas tiga tempat pariwisata diatas adalah objek  dianggap primadona di Kabupaten Brebes, selain objek lain semisal Waduk penjalin, Telaga ranjeng, Cipanas,dll yang mampunyai masalah yang hampir sama.
Brebes sebenarnya memiliki bangunan dengan nilai sejarah tinggi  yang jika dikelola secara professional dan berkelanjutan bisa menjadi wisata Alternative antara lain Kompleks Pendopo Kabupaten Brebes, Kompleks Perumahan dan Bekas Bangunan Pabrik Gula di Kersana, Kompleks Pabrik Gula Jatibarang yang merupakan satu-satunya pabrik gula peninggalan penjajahan Belanda yang masih beroperasi, Masjid Agung Brebes dan Masjid Al Kurdi didesa Karangmalang yang dibangun tahun 1917.
            Sebagaimana didaerah lainya sebuah tempat wisata identik dengan local foodnya. Begitu juga brebes mempunyai beberapa makanan khas yang bisa menjadi faktor pendorong datangnya wisatawan ke Brebes antara lain, Telur Asin, Rujak Belut, kupat & sate blengong, bandeng presto duri lunak, Nasi Lengko, tape ketan daun jambu dan The poci.
WISATA ALTERNATIVE
            Setelah berbicara mengenai tempat wisata yang kompeten di Kab.Brebes dan beberapa faktor  yang menjadi masalah tentang kurang diminatinya pariwisata Brebes, secara pemikiran perlu ada solusi alternative pendongkrak pariwisata. Sektor seni dan budaya bisa menjadi alternative tersebut, ini dikarenakan belum tereksposenya seni dan budaya di Kab.Brebes. diera modernisasi saat ini tidak banyak pemuda-pemudi yang tahu tentang seni dan budaya daerahnya begitu juga di Brebes, nyaris mereka terkontaminasi budaya barat. Alasan klasik lainya adalah kurangnya fasilitas sarana dan  prasarana penunjang kreatifitas  seni dan budaya sehingga saat ini masyarakat lebih senang menggenggem budaya luar daripada budayanya sendiri. Ini terlihat saat saya memberikan materi dalam pemilihan duta wisata Kab.Brebes tahun 2012 para calon lebih asyik hanya sekedar memahami tanpa memikirkan sisi kreatifitas apa yang bisa diambil guna memajukan sektor pariwiata didaerahnya.
Brebes  yang  mengalami persilangan budaya banyak sekali memiliki seni budaya yang sebenarnya mampu mendobrak popularitas pariwisata. Saat ini banyak budaya di Brebes yang belum terterlihat secara maksimal, adapun beberapa seni budaya yang berperan aktif malah terlihat hanya lebih mengutamakan sektor ekonominya tanpa melihat sisi lain dari segi budaya tersebut. Berikut ini beberapa seni & Budaya Kab.Brebes
1. Tari Topeng Sinok adalah salah satu seni tari khas asal Brebes  menggambarkan perempuan yang cantik, luwes dan treingginas. Tarian Topeng Sinok, menceritakan tentang perempuan Brebes, yang pada umumnya mereka merupakan adalah wanita pekerja keras. Kecantikan, keluwesan, dan kenggunannya tak mengurangi kecintaan mereka pada alam dan pekerjaannya sebagai petani. Tari yang merupakan paduan bentuk seni Cirebon, Banyumas dan Surakarta tersebut, seolah hendak mengatakan bahwa perempuan daerah perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat ini bukanlah pribadi yang manja, cengeng, dan malas.
2. Reog Banjarharjo adalah salah satu kesenian tradisional  yang berasal dari Banjarharjo. Dimainkan oleh dua orang, satu orang ditokohkan sebagai orang yang baik, dan satunya berwatak jahat. Tokoh yang baik mengenakan topeng pentul, dan yang jahat barongan. Dua lakon ini bertarung ketika pertunjukan berlangsung. Ceritanya mengisahkan seputar mahluk halus yang menghuni sebuah tempat atau rumah. Manakala rumah itu akan ditempati, pentul datang untuk mengusir mahluk halus (barongan). Keduanya biasanya bertarung lebih dulu, sampai akhirnya dimenangkan pentul.
Untuk memeriahkan atraksi dua tokoh itu, diiringi musik yang dimainkan tujuh orang satu juru kawi atau sinden. Yaitu, empat orang membawa tetabuhan seperti kendang yang digendong di depan, satu orang memainkan terompet, gong dan satu lagi kecrek. Tetabuhan kendang dipukul dengan tongkat, sambil menari mengikuti irama musik.
3. Dogdog Kaliwon, adalah jenis kesenian pagelaran yang tumbuh di Kecamatan Salem. Kesenian ini lahir dengan nama dogdog yang dalam istilah Jawa berarti menabuh. Karena kerap dipentaskan pada malam Kliwon, kesenian ini kemudian diberi nama dogdog kaliwon.
Dogdog kaliwon biasanya dimainkan 4-10 orang yang memainkan alat musik seperti gendang. Bedanya, gendang yang kemudian dikenal dengan dogdog itu menggunakan bahan baku dari pohon enau, baik yang besar maupun kecil. Di tengah-tengah lagu ada pemain yang menyampaikan pesan dengan gaya lawakan. Agar pesan sampai dan sekaligus memancing tawa, disertai juga dengan gerak dan mimik lucu. 
            Selain itu masih ada beberapa seni dan budaya lainya seperti Burokan, Kuntulan, calung dan kecapi. kesenian tidak bisa dipandang sebelah mata karena posisinya yang strategis dalam pembangunan peradaban manusia. Cukup sulit mengidentifikasi kesenian khas Brebes. Meski demikian, hasil akulturasi dan asimilasi kebudaayan dan kesenian yang berada di Jawa Barat seperti burok dan tari topeng dengan sentuhan aroma Brebes, disepakati sebagai kesenian khas Brebes. Semua kesenian di Brebes merupakan hasil refleksi yang dinamis dari kesenian yang masuk ke Brebes. Biasanya terintegral dalam kegiatan adat, apalagi tidak ada kebudayaan yang manunggal.
            Sudah saatnya Brebes mengenalkan kebudayaanya secara menyeluruh ke khalayak luas, hal ini sebagai atlertantive guna menarik wisatawan baik lokal maupun Internasional. Salah satu peluang yang bisa digunakan adalah dengan mengadakan kegiatan pentas budaya secara rutin, kegiatan ini bisa dilakukan pada hari besar tertentu yang menyangkut Kab.Brebes. mungkin kita bisa melihat bagaimana suksesnya pegelaran Jogja carnival yang biasa diadakan dalam memperingati hari ulang tahun Jogja, atau Solo batik carnival yang diperuntukan sebenarnya sebagai pesta rakyat solo tapi pada akhirnya mampu menyedot wisatawan asing maupun domestik, atau kita bisa juga melihat Kabupaten Jember yang rutin menyelenggarakan Jember Festifal yang saat ini namanya sudah terdengar di dunia Internasional. Jika merekapun bisa mengapa kita tidak? Dengan serangkaian potensi yang  Brebes  bisa menjadi  yang tercermin dari pesona wisata kota pantura dan menjadi wisata yang mampu mendongkrak perekonomian masyarakatnya. Hal itu teroptimis karna masyarakat brebes secara tidak langsung memiliki tiga sifat yang tercermin dalam kearifan lokalnya yaitu : masyarakat yang rendah hati, terbuka dan memiliki keberanian/ jiwa wirausaha ( tercermin dalam bawang merah ), masyarakat pengembara, mandiri, pekerjaan keras dan tahan menghadapi penderitaan ( tercermin dalam Telur asin/itik ) dan masyarakat agamis yang selalu berupaya mengingat sang maha kuasa           (Kudhi ).

Penulis adalah Mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta/ Demisioner Ketua KPMDB Yogyakarta 2010

 

KPMDB Jogja